Waaa.. Sembilan bulan sudah blog-ku ga keurus lagi (wew..udah kaya ibu-ibu hamil aja ya mesti nunggu 9 bulan hehe).. Udah lama ga nulis nii, enaknya nulis tentang apa yaa.. Oia sekarang ini aku udah dapet mata kuliah Farmakoterapi 5 lhoo alias matakuliah yang isinya tu utek ublek tentang infeksi dan penggunaan antibiotik.. Jadi punya ide ni mau nulis tentang antibiotik aja.. Selamat membaca yaa.. Semoga bermanfaat.. :)
Antibiotik itu apa sih? Antibiotik adalah suatu senyawa metabolit yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme tertentu. Antibiotik sendiri diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal.
Ditinjau dari target aksinya antibiotik terbagi menjadi 4 kelompok:
- Antibiotik yang bekerja menghambat sintesis dinding sel bakteri
- Antibiotik yang bekerja menghambat sintesis protein bakteri
- Antibiotik yang bekerja menghambat sintesis asam nukleat
- Antibiotik yang menghambat dungsi membran sel
Ngomongin masalah antibiotik pasti ada kaitannya juga sama yang namanya mekanisme resistensi bakteri. Jelas dong.. diem-diem bakteri itu belajar sama kaya manusia. Kalo manusia bisa belajar gimana caranya bisa membunuh atau menghambat pertumbuhan si bakteri, maka si bakteri juga belajar gimana caranya biar bisa kebal sama antibiotik itu. Mekanisme dimana bakteri sudah kebal terhadap antibiotik disebut dengan istilah mekanisme resistensi bakteri. Contoh: amoksisilin adalah antibiotik yang mempunyai cicin beta-laktam dimana cincin inilah yang mempunyai daya antibakteri, nah suatu saat si bakteri yang sudah resisten akan menghasilkan suatu enzim yang disebut beta-laktamase yang dapat merusak cincin beta-laktamnya si amoksisilin. Kalo sudah begini otomatis si amoksisilin ga akan punya daya antibakteri dikarenakan cincin beta-laktamnya sudah rusak.. *pinter-pinter juga ya bakteri jaman sekarang (lohhh???)..
Sebenarnya apa sih yang bisa memicu terjadinya resistensi bakteri?
Suatu bakteri bisa jadi resisten terhadap antibiotik tertentu penyebabnya bisa berasal dari bakteri itu sendiri, namun tidak menutup kemungkinan penyebabnya berasal dari pasien yang menggunakan antibiotik. Lebih jelasnya kita ulas lagi yukk..
Pertama: Menggunakan antibiotik untuk kasus-kasus infeksi yang penyebabnya agen non-bakteri dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri. Misalnya untuk kasus influenza yang penyebabnya adalah virus sebaiknya jangan langsung diberikan antibiotik karena antibiotik ini dapat menghambat floranormal yang ada dalam tubuh kita sehingga ketika suatu saat terjadi infeksi akibat floranormal, ketika diberikan antibiotik yang sama floranormal ini akan kebal karena sebelumnya sudah pernah menghadapi antibiotik tersebut.
Kedua: Penggunaan antibiotik tidak sampai habis atau mengkonsumsi antibiotik secara tidak teratur juga dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri. Biasanya ketika dokter meresepkan antibiotik, pada etiket akan tertera "HARUS DIHABISKAN". Hal ini terkait dengan terjadinya resistensi bakteri karena penggunaan antibiotik yang underdose (dosis dibawah dosis terapi).
Nah, teman-teman sekarang jadi tau kaaan agar bakteri tidak resisten terhadap antibiotik maka kita harus patuh dalam mengkonsumsi antibiotik. Misalnya terkena penyakit yang penyebabnya virus jangan langsung minum antibiotik, karena bisa memicu kekebalan kuman/bakteri terhadap antibiotik. Teman-teman juga bisa bertanya pada apoteker di apotek atau langsung kepada dokter.
Sekian cerita saya pagi ini, semoga bermanfaat :)