- Logo
- Proses Peracikan Obat
- Proses Penjualan Obat
Berikut sedikit penjelasan yang mencakup ketiga poin diatas :
- Logo
Logo diatas adalah logo dari Apotek Century. Logo ini relatif lebih simpel daripada logo apotek lain yang umumnya adalah gambar gelas yang terdapat ular yang melingkarinya. Logo apotek ini berwarna Hijau dengan tulisan "Century Health Care". Berbeda dengan logo-logo apotek pada umumnya. Inilah yang menjadi keunikan dari apotek tersebut.
Logo diatas adalah logo dari Apotek UII Farma. Dalam logo tersebut terlihat seperti lambang kefarmasian yaitu berupa ular yang melingkari gelas. Terdapat juga gambar dua gambar segitiga yang berlawanan (terbalik). Lambang ini tidak sesederhana lambang dari Apotek Century yang hanya memperlihatkan tulisan dan enam kotak kecil tanpa ada lambang kefarmasian.
- Proses Peracikan Obat
Untuk pasien dibawah usia lima tahun (balita) biasanya meminum obat dengan puyer. Peracikan obat dengan sediaan puyer pada jaman dahulu kala menggunakan mortir dan stamper (teknik "lumpang-alu"). Hal seperti itu masih berlaku di Apotek UII Farma yang menggunakan cara yang masih primitif. Padahal seharusnya hal seperti itu sudah tidak berlaku lagi sekarang. Karena selain tidak higienis cara peracikan obat seperti itu bisa mengakibatkan obat terkontaminasi dengan zat-zat lain yang berbahaya. Berbeda dengan Apotek Century cara peracikan obat berbentuk puyer sudah tidak lagi menggunakan mortir dan stamper, melainkan menggunakan alat yang lebih higienis yang tidak membahayakan pasien. Bahkan sekarang obat dengan sediaan puyer sudah disediakan oleh pabrik, jadi apotek hanya tinggal memasarkan dan menyalurkan saja kepada masyarakat.
- Proses Penjualan Obat
Gambar diatas saya kutip dari http://suryadesignindo.blogspot.com/. Gambar tersebut bukanlah sebuah supermarket atau pasar swalayan, melainkan sebuah apotek. Begitulah cara penjualan obat di Apotek Century. Apotek tersebut memang merupakan apotek berkelas. Dapat disimpulkan dari cara penjualan yang terlihat lebih elit dan mewah. Cara seperti ini mempunyai kekurangan yaitu apabila pembeli kesulitan dalam menemukan jenis obat. Memang disana sudah ada beberapa karyawan yang menjaga, namun alangkah efektifnya jika apoteker lagsung berhadapan dengan pembeli dan langsung melayaninya dengan baik. Sedangkan di Apotek UII Farma, cara penjualan obat disana masih seperti layaknya toko. Dengan etalase dan obat disusun sesuai dengan abjadnya. Cara seperti ini memang sedikit lebih efektif karena jika pembeli kesulitan untuk mencari obat bisa dibantu oleh apoteker yang melayaninya. Namun kekurangannya memang sedikit terlihat kurang mewah.
Tulisan ini saya buat semata-mata bukan untuk menghina ataupun melecehkan kedua apotek. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua. Saya dengan senang hati bila teman-teman mau meluangkan sedikit waktunya menuliskan penilaian tentang bacaan saya dalam kolom komentar. Saya tunggu ya komentar dari teman-teman. Terimakasih....:)
Referensi
Anonim, 2008, Apotek Century, http://suryadesignindo.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar